NIM : 11081101
Kelas : 3B
HASIL OUTPUT :
1. Uji
Homogenitas Variansi
a.H0 : Variansi
sama (homogen)
H1 : variansi
tidak sama (tidak homogen)
b. α = 0.05
c. Daerah kritis: H0 ditolak jika p value (Sig.) <
0.05
P value Profesionalisme Guru (Sig.
Y2) = 0.07
e. Kesimpulan:
Karena nilai p value (Sig. Y1) lebih dari 0.05 dan P value (Sig. Y2) kurang
dari 0.05 maka sehingga dapat disimpulkan bahwa :
-
Kinerja guru (Y1) memiliki variansi sama
( homogen )
-
Profesionalisme Guru ( Y2) tidak
memiliki variansi yang sama ( tidak homogen )
artinya manova masih robust, sehingga dapat diteruskan
analisisnya.
2. Uji
Homogenitas Matriks Varian/ Covarian
a.
H0 : Matriks varian/ kovarian dari variabel dependen sama.
H1 :
Varian/ kovarian dari variabel dependen tidak sama
b. α = 0.05
c. Daerah kritis: H0 ditolak jika p value (Sig.) <
0.05
d. Statistic Uji
:P value (Sig. Y1) = 0.018
e. Kesimpulan:
Karena p value (Sig.) < 0.05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa matriks varian/ kovarian dari variabel dependen tidak sama
sehingga hasil uji ini menyalahi asumsi manova, oleh karena manova robust, maka
analisis masih dapat diteruskan.
1. Uji
Manova
Bisa kita lihat pada Uji Multivariat diatas bahwa Sig
keempat uji statistik tersebut pada variabel bebas tipe kepemimpinan.. Ternyata
seluruh nilai uji statistik manovanya signifikan 0,000 sehingga dikatakan bahwa
tipe kepemimpinan ( A, B dan C) secara keseluruhan signifikan berpengaruh
terhadap kedua variabel terikatnya (kinerja guru dan profesionalisme guru).
Uji
Hipotesis :
a.
H0
: Tidak terdapat perbedaan kinerja guru
(Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis
(A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja guru (Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta.
H1 : Terdapat perbedaan kinerja guru (Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta.
b. α = 0.05
c. Daerah kritis: H0 ditolak jika p value
(Sig.) < 0.05
d. Statistic Uji: Dari tabel Multivariate
Tests didapat nilai P value(sig) : 0.000
e. Kesimpulan: Karena p value (Sig.) < 0.05
maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kinerja guru
(Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2),
dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa
Se Kodya Yogyakarta
(A3).
Selanjutnya dari tabel Tests of
Between-Subjects Effects, menunjukkan bahwa hubungan antara Tipe Kepemimpinan
(X) dengan kinerja guru (Y1) memiliki tingkat signifikansi 0.000 (<0.05).
hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja guru yang diakibatkan oleh
perbedaan tipe kepemimpinan. Sedangkan, hubungan antara tipe kepemimpinan (X)
dengan profesionalitas guru (Y2)
memiliki signifikansi sebesar 0.000 (<0.05). hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan profesionalitas guru yang diakibatkan oleh perbedaan tipe
kepemimpinan.
Oleh karena kita menolak hipotesis,
perlu dilakukan Post Hoc test (Uji Lanjut) menggunakan metode Tukey karena
variabel – variable yang kita uji terdapat perbedaan yang signifikan.
Berikut
hasil Post Hoc Test :
Uji
Hipotesis :
a. H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja guru (Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta
H1 : Terdapat perbedaan kinerja guru (Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta.
a. H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja guru (Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta
H1 : Terdapat perbedaan kinerja guru (Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2), dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa Se Kodya Yogyakarta.
b. α = 0.05
c. Daerah kritis: H0 ditolak jika p value
(Sig.) < 0.05
d. Statistic Uji: Dari tabel Multivariate
Tests didapat nilai P value (sig)=0.000
e. Kesimpulan: Karena p value (Sig.) < 0.05
maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kinerja guru
(Y1) dan profesionalitas guru (Y2) antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2),
dan otoriter (A3) pada sekolah Taman Dewasa
Se Kodya Yogyakarta
(A3).
Selanjutnya dari tabel Tests of
Between-Subjects Effects, menunjukkan bahwa hubungan antara Tipe Kepemimpinan
(X) dengan kinerja guru (Y1) memiliki tingkat signifikansi 0.000 (<0.05).
hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja guru yang diakibatkan oleh
perbedaan tipe kepemimpinan. Sedangkan, hubungan antara tipe kepemimpinan (X)
dengan profesionalitas guru (Y2)
memiliki signifikansi sebesar 0.000 (<0.05). hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan profesionalitas guru yang diakibatkan oleh perbedaan tipe
kepemimpinan.
Oleh karena kita menolak hipotesis,
perlu dilakukan Post Hoc test (Uji Lanjut) menggunakan metode Tukey karena
variabel – variable yang kita uji terdapat perbedaan yang signifikan.
Berikut
hasil Post Hoc Test :
Secara deskriptif perhatikan bahwa rata-rata paling tinggi untuk kinerja
guru adalah menggunakan tipe kepemimpinan otoriter yaitu 64,73 sedangkan
rata-rata terendah adalah kinerja guru yang menggunakan tipe kepemimpinan
permisif yaitu 54.77. Sedangkan untuk kinerja guru menggunakan tipe
kepemimpinan demokratis menduduki posisi dua yang mendekati tipe otoriter yaitu
63.27.
Adapun dari profesionalisme guru dapat disimpulkan bahwa untuk profesionalisme
guru menggunakan tipe kepemimpinan
otoriter mencapai rata – rata terendah yaitu 103.50 sedangkan rata-rata menengah
adalah profesionalisme guru yang menggunakan tipe kepemimpinan demokratis yaitu
107.60. Sedangkan untuk rata – rata tertinggi profesionalisme guru menggunakan
tipe kepemimpinan permisif yaitu 117.83.
HIPOTESIS:
1.
Hipotesis
yang menyatakan “Ada
perbedaan yang signifikan
kinerja guru antara tipe kepemimpinan demokratis, permisif dan otoriter”
hipotesis diterima, karena taraf
signifikansi tipe kepemimpinan (A) dengan kinerja guru (Y1) sebesar 0.000
<0.05, sehingga dinyatakan terdapat perbedaan kinerja guru yang diakibatkan
oleh tipe kepemimpinan demokratis, permisif dan otoriter.
2.
Hipotesis
yang menyatakan “Ada
perbedaan yang signifikan
profesionalitas guru antara
tipe kepemimpinan demokratis, permisif dan otoriter” hipotesis diterima, karena taraf signifikansi
tipe kepemimpinan (A) dengan profesionalisme guru (Y2) sebesar 0.000 < 0.05,
sehingga dinyatakan terdapat perbedaan profesionalisme guru yang diakibatkan
oleh tipe kepemimpinan demokratis, permisif dan otoriter.
3.
Hipotesis
yang menyatakan “Kinerja
guru dengan tipe kepemimpinan
demokratis lebih baik dari tipe kepemimpinan permisif dan otoriter” hipotesis tidak diterima (ditolak). Jadi kinerja guru dengan tipe kepemimpinan
otoriter lebih baik dari tipe kepemimpinan demokratis dan permisif.
4.
Hipotesis
yang menyatakan “Profesionalitas
guru dengan tipe kepemimpinan demokratis lebih baik dari tipe kepemimpinan
permisif dan otoriter” hipotesis
tidak diterima (ditolak),
Jadi profesionalisme guru dengan tipe kepemimpinan permisif lebih baik dari
tipe kepemimpinan demokratis dan otoriter.